KESISWAAN KREATIVE
Selasa, 01 Mei 2012
SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL
Hari ini, tanggal 2 Mei, adalah hari peringatan HARDIKNAS (Hari Pendidikan Nasional). Saya ucapkan selamat bagi kita semua. Bangsa INdonesia diharapkan dapat berkembang melalui pendidikan.
Kita sudah bertahun tahun merayakan Hardiknas. Tapi, apakah Anda sudah tau kenapa Hardiknas diperingati setiap tanggal 2 Mei ?
Sekedar mengingatkan kembali kepada semua. Bahwa tanggal 2 Mei adalah tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara.
Yap, beliau adalah pahlawan pendidikan kita. Disaat anak anak kurang mampu tidak bisa bersekolah (pada masa penjajahan), beliau bersedia mengajar anak anak yang kurang mampu, dengan tujuan mencerdaskan anak bangsa. Bukan hanya kaum bangsawan.
Begitu berjasanya beliau, sehinggal tanggal kelahirannya dijadikan sebagai tanggal peringatan Hardiknas.
Selamat Hardiknas dan maju terus pendidikan Indonesia !
Ki Hajar Dewantara bersemboyan : ing ngarsa sung tulada (didepan menjadi teladan) ; ing madya mangun karsa (di tengah membangun semangat) ; tut wuri handayani (dari belakang mendukung),
RIWAYAT HIDUP Ki Hadjar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara (Raden Mas Soewardi Soerjaningrat)
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia ke-1
Lahir 2 Mei 1889
Yogyakarta, masa Hindia Belanda
Meninggal 26 April 1959 (umur 69)
Agama Islam
adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998.[2]
Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Soekarno, pada 28 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959)[3].
•
Masa muda dan awal karier
Soewardi berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Ia menamatkan pendidikan dasar di ELS (Sekolah Dasar Eropa/Belanda). Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar, antara lain, Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam dengan semangat antikolonial.
Taman Siswa
Soewardi kembali ke Indonesia pada bulan September 1919. Segera kemudian ia bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Pengalaman mengajar ini kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli 1922: Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Saat ia genap berusia 40 tahun menurut hitungan penanggalan Jawa, ia mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa.
Pengabdian pada masa Indonesia merdeka
Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, KHD diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia (posnya disebut sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan) yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari universitas tertua Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959).
Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26 April 1959.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar